Wednesday 28 November 2012

Job Pertama di SAC


Outing BRI di Sembawa

Karyawan BRI Sumsel

Pembicaraan mengenai Kak Didiek, seorang senior yang membuka provider outbound memang telah lama ada. Kala itu Kak Rusdianto atau yang akrab dipanggil Gonjor (Gondrong Jorok) masih rajin menjalin komunikasi denganku. Aku yang dulu masih pengangguran ditawarinya bergabung dengan Sriwijaya Adventure Camp (SAC). Mereka sedang ada job membuat Company Profile Kota Pagaralam dan sedang butuh reporter. Aku tidak terlalu antusias mengingat waktu itu belum bisa ‘ngomong’ sama sekali.

Ya, aku memang pendiam. Teman-teman bilang aku tertutup dan susah ditebak lantaran sehari-hari cuma sedikit ngomong. Mungkin ini disebabkan minimnya anggota dalam keluargaku. Aku cuma berinteraksi dengan Mama, Papa, Yuk Opi, dan Win. Karena Papa selalu pulang sore dan Yuk Opi banyak aktivitas di luar, makin sedikitlah orang yang bisa kuajak ngobrol. Itu yang menyebabkan aku susah berkomunikasi kecuali dengan orang-orang tertentu yang intensitas bertemunya lebih sering.

Yang membuatku heran, entah kenapa setelah dua tahun istirahat dari bangku pendidikan, tahun 2009 aku justru melanjutkan kuliah dengan Jurusan Ilmu Komunikasi. Target awalku waktu itu ialah Candradimuka TV, sebuah TV Komunitas yang dimiliki kampusku. Aku yakin ada peluang kerja di sana.

Nah, di pangkal perkuliahan itulah tiba-tiba ponselku berdering. Ada panggilan masuk dari Kak Didiek. Aku ditawari menjadi Fasilitator di SAC yang saat itu kedapatan job Outing dari BRI Sumsel. Ragu-ragu, akhirnya aku setuju. Setelah beberapa kali dijelaskan Kak Didiek, kemudian aku minta ijin pada Papa. Alhamdulillah langsung ACC. Mungkin faktor WWB, jadi Papa yakin-yakin saja.

Outing pertamaku itu diselenggarakan di Sembawa. Papalah yang pagi-pagi mengantarkanku ke ruko SAC di Soak, maklum waktu itu aku betah menjomblo, jadi ke mana-mana dianter Papa. Di sana telah berkumpul beberapa orang tim SAC lainnya. Sebagian besar telah kukenal. Yup, lagi-lagi WWB. Aku lega karena paling tidak aku tak perlu susah-susah beradaptasi. Hari itu Kak Kemprong (yang ternyata kuliah di kampus yang sama denganku) membawa Vira. Itu perkenalan pertamaku dengan cewek super tomboy nan asyik (yang satu tahun kemudian ikut kuliah di kampusku). Selain Vira, ada Mbak Sherly, (sekarang ikut suaminya ke Australi), Kak Atenk, dan Yuk Tia. Semuanya asyik-asyik dan suka nyerocos kalau cerita. Jadi, aku merasa lebih cepat akrab.

Alat Angkut SAC

Istirahat di Perjalanan
Kalau gak salah (lupa) hari sudah siang waktu kami sampai di Sembawa. Istirahat dan makan sebentar, terus Kak Didiek mengajak kami meninjau lokasi. Tim Teknis (Kak Gonjor) sudah membawa peralatan lengkap.

Terus terang aku masih kikuk dengan pekerjaan ini. Malah aku takut karena bingung apa yang mau dikerjain. Kak Didiek bilang, fasilitator itu tugasnya mengarahkan dan mendampingi peserta outing selama acara berlangsung. Jadi kupikir, gimana caranya aku mengarahkan kalau aku gak bisa ngomong? Alhamdulillah ternyata Kak Didiek paham akan kegusaranku. Dengan sabarnya Kak Didiek mengajari apa-apa yang nantinya harus aku lakukan. “Di awal memang takut, tapi kalau udah jalan pasti suka,” motivasi Kak Didiek waktu itu. Aku sedikit tenang.

Pengerjaan dan simulasi games kami lakukan sampai malam. Seingatku games-nya antara lain Ice Breaking, Mummy Race, Sungai Lahar, Ball Rope, Benang Kusut, Sun Bopong, dan Pipa Bocor. Semua game itu kami coba satu persatu agar tidak ada kesalahan ketika dipraktekkan oleh peserta aslinya besok pagi. Kami juga mencatat kunci jawaban untuk game tertentu, takut kalau-kalau peserta menyerah dan melempar pada fasilitator. 

Simulasi Ball Rope
Setelah makan malam yang kemaleman, kami memutuskan briefing di pinggir kolam ikan. Suasananya asyik, meskipun sunyi senyap. Tidak semua orang punya akses masuk Sembawa, jadi bisa dibilang malam itu Sembawa milik kami :P
Briefing di Pinggir Kolam Ikan
Sayang, waktu lagi asyik-asyiknya menyelami job desk masing-masing, hujan tumpah. Terpal yang kami gelar, berikut kertas-kertas dan perlengkapan makan, buru-buru kami ungsikan. Alhasil, briefing yang berlangsung hingga pukul 1 dini hari itu kami lakukan di base camp.

Aku dan Vira yang tidur berdekatan pagi itu terbangun oleh suara tim SAC lain yang berebut mandi. Jam 8 pihak BRI akan datang, sedangkan sebagian besar kami bangun kesiangan. Sambil menunggu giliran mandi, Aku, Vira, dan Yuk Tia menyiapkan sarapan. MIE INSTAN! Khas anak PA banget :D Sekitar pukul 7 kami sudah rapi, pakai seragam dari BRI. Warnanya biru putih, kalem banget. Bajunya sedikit gobor, jadi atas inisiatif Vira, baju itu kami gulung lengannya biar keren (katanya) hihi.

Aku dan Vira
Setelah mandi, masih ada waktu untuk segera meluncur ke lokasi. Yang cowok mengecek kembali perlengakapan game. Sedangkan kami yang cewek, nasris foto-foto. Setelah semua siap, seluruh tim SAC berkumpul di lapangan untuk…. (untuk apa coba?) Untuk foto-foto lah, ngapain lagi? :P

SACers Team
Jam 8 teng, suara pasukan BRI terdengar. Walah, suaranya kayak lebah. Ngung… ngung…. Rame. Nyaliku ciut lagi. Apalagi setelah seratusan orang itu benar-benar tiba di hadapan kami. Ya, pertandingan akan dimulai. Inilah pertama kalinya aku dituntut bicara, di depan orang-orang yang pandai bicara. Ya iyalah, kan orang BRI? Pegawai Bank kan sudah dilatih? Nah, sebagian dari mereka nantinya akan kupimpin dalam grupku.

Acara diawali dengan perkenalan dan pembagian kelompok. Aku dan fasilitator lain sudah kebagian grup masing-masing yang harus ditangani. Setelah enam pagi, Game pertamanya Ice Breaking. Andalan game pemecah kebekuan ini ialah Samson dan Delilah. Ice Breaking berfungsi untuk menyatukan anggota grup yang pada dasarnya terdiri dari beragam jabatan dan kantor cabang yang berbeda-beda.

Senam Pagi

Samson Delilah
Kemudian dilanjutkan dengan Mummy Race, salah satu utusan grup dibungkus menyerupai Mummy untuk kemudian diadu lari. Mummy yang paling cepat tiba di garis finish dengan tingkat kerusakan yang minim, akan memperoleh nilai tinggi.

Mummy Race
Aku dan Grupku
Benar kata Kak Didiek, setelah melewati dua game tadi, aku mulai menikmati. Lanjut ke Sungai Lahar, peserta diminta memikirkan cara menyeberangi sungai dengan menggunakan tiga buah balok. Seluruh anggota grup tidak boleh keluar dari balok itu sampai finish.

Sungai Lahar
Ball Rope. Peserta harus mengangkat bola dengan menggunakan tali yang telah disediakan. Masing-masing memegang ujung tali yang berpasangan dengan peserta lainnya. Butuh kerjasama tim untuk menyelesaikan game ini.
Ball Rope
Pada game Benang Kusut, tangan peserta diikat dengan tali yang tengahnya telah dibuat kusut. Dengan tidak menyentuh tali, grup harus memikirkan trik untuk membuka benang kusut itu.

Benang Kusut
Sun Bopong, permainan membopong pimpong dengan sumpit ini termasuk game yang paling lama dipecahkan. Ternyata gak semua karyawan BRI bisa pegang sumpit loh :D

Serius
Sun Bopong
Untuk game tambahan, ada Titanic. Yang ini alatnya cuma terpal. Semua anggota grup diminta berdiri di atas terpal, kemudian  terpal dilipat dua dengan anggota yang masih berdiri di atasnya. Gak boleh ada kaki yang keluar terpal, kalau gak nilainya dikurangi. Berapa lipatankah mereka sanggup? Yang lipatannya paling kecil, nilainya besar. Di game ini, yang besar sampai-sampai gendong yang kecil loh.

Game satunya lagi Estafet Pipa (lupa namanya) juga tambahan, kemudian dilanjutkan lomba Yel. Walaupun sudah gak muda lagi, tapi Bapak-Ibu ini masih semangat, Wow!

Lomba Yel
Yang terakhir, setelah grup dibubarkan, ending-nya dengan game Pipa Bocor. Semua karyawan BRI menyatu kembali dalam game pamungkas ini demi mengisi penuh sebuah ember besar yang bocor. Main basah-basahan deh.

Pukul empat sore, game selesai. Setelah pengumuman dan pembagian hadiah, peserta dan tim SAC bersalaman, saling berterima kasih dan maaf-maafan. Huhu… Peserta bubar, kami membereskan peralatan, pulang jugalah. :P

Sampai di ruko SAC sudah lewat magrib, Papa sudah menanti dengan motornya yang sedia mengantarkanku kembali ke rumah. Huaaa, setelah mandi, aku baru sadar ternyata Sembawa telah menghitamkan kulitku! ;’(

Beberapa hari setelahnya, telapak tanganku gatel (katanya mau nerima duit). Kak Didiek nyuruh ke SAC ngambil honor. Asyiiik. Dijemput Vira di kampus, siang itu kami berkumpul lagi di SAC. Ngakak ngeliatin foto-foto, bikin ager, nge-game, dan sorenya Vira mengantarkanku pulang. Duit langsung kuserahkan ke Mama, buat kami belanja-belanja.

Alhamdulillah, pengalaman yang benar-benar wuaaah. Setelah outing BRI, aku tak takut lagi dengan outing-outing berikutnya. Yihaaa.

Sriwijaya Adventure Camp

Sriwijaya Adventure Camp


0 comments on "Job Pertama di SAC"

Post a Comment

 

Annisa Ramadona :) Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal