Monday 7 January 2013

Kado Terindah


Antologi Kado Terindah

Oktober 2012

Ulang tahun adalah momentum berharga yang selalu diperingati dengan suka cita oleh anggota keluarga kami. Mama akan memasak masakan spesial dan membebaskan urusan beres-beres rumah. Papa akan menyiapkan uang saku lebih agar bisa mentraktir teman-teman sepulang sekolah. Pokoknya, semua serba istimewa di hari itu.

Ulang tahun masing-masing juga tak pernah luput dari ingatan seisi rumah yang hanya dihuni oleh lima anggota keluarga. Papa, Mama, Yuk Opi, Aku, dan Win. Kalender di ruang keluarga selalu ditandai untuk mengingatkan tanggal-tanggal spesial tersebut. Biasanya kami akan sumbangan untuk membeli kado, walaupun kadang Papa dan Mama menyumbang lebih besar.

Tapi ternyata waktu bisa merubah kebiasaan yang indah itu. Sejak keluargaku mengalami krisis ekonomi, ulang tahun mulai kami peringati seadanya. Jangankan untuk membeli kado, masakan spesial pun kadang tak bisa Mama sajikan. Seperti ulang tahunku pada 2007 lalu.

Pagi-pagi Mama dan Papa yang lebih dulu mengucapkan selamat ketika aku melangkah keluar kamar tidur. Lalu Yuk Opi menyusul menyalami dan mencium pipi.

“Kami gak bisa kasih apa-apa selain doa,” ujar Papa penuh sesal. Aku berusaha tersenyum, meskipun sebenarnya menginginkan sesuatu yang spesial.

Ulang tahun tanpa sesuatu yang istimewa rasanya memang menyedihkan. Namun, aku juga tak ingin memaksakan keadaan. Apalagi jika sampai menyusahkan. Yang penting ucapan dan doa selamat tak pernah terlupakan sama sekali.

“Kejutaaan!” Win tiba-tiba menyodorkan sebuah kado. Adik laki-laki jahilku itu tampak mencurigakan. Ia tak berhenti tersenyum lebar ketika mengucapkan selamat padaku seraya menunggu aku membuka kado itu.

Tak ingin terlihat penasaran, dengan santai kubuka kado yang dibungkus seadanya itu. Papa, Mama, Yuk Opi, dan Win yang menunggu di sekelilingku, terus melempar senyum mencurigakan.

BONEKA RIMAU!

Seisi rumah terpingkal-pingkal ketika telinga belang Maskot PON XVI itu menyembul keluar. Siapa yang mau dihadiahi boneka PON di hari ulang tahun? Aku melempar boneka itu ke arah Win, tapi ia dengan sigap menangkis.

“Itu kado bergilir! Sekarang giliran Yuk Dona!” Ia tak henti-hentinya tertawa. Memang, boneka itu adalah kenang-kenangan PON 2004 di Sumatera Selatan yang didapatkan Papa dari bos di kantornya. Entah siapa yang pertama kali memulai. Tiap kali ada anggota keluarga yang merayakan ulang tahun saat keuangan tak memungkinkan, maskot Rimau itu keluar sebagai kado bergilir.

Boneka itu kerap kali mengisi hari ulang tahun anggota keluarga kami. Seisi rumah akan terasa hangat karena membaur dalam tawa karenanya. Kado bergilir itu sampai sekarang masih tersimpan dengan baik. Meskipun kami telah mampu membeli kado dan menyajikan makanan spesial seperti sediakala, namun Maskot Rimau tetap menjadi kado terindah yang mengingatkan kami tentang kebersamaan di masa-masa susah. Boneka itu menjadi saksi bahwa perayaan dan hadiah ulang tahun bukanlah jaminan kebahagiaan. Asalkan bersama keluarga, hari apa pun akan terasa indah.

*Diterbitkan dalam buku Kado Terindah, Soega Publishing 2012

Judul : KADO TERINDAH
Penulis : Nur Hanifah, Ria Hidayah, dkk
Penerbit : Soega Publishing
ISBN :978-602-18767-7-0
Tebal : 140 hlm
Harga : 35rb (BELUM TERMASUK ONGKIR)

Kontributor :
Arinda Shafa, Yusrotun Karimah, Ririn Arums, Adhita Prawatyo, Aini Eka Yulianti, Hilma Yarisya, Annisa Ramadona, Azizah Nur Fitriana, Cantika Diptra, Choerunnisa, Diah Agustinengsih, Frisca Ade Susanti, Hannan Izzaturrofa, Habibul Munna, Ismi Khadijah, Hadi Kristian, Ken Hanggara, Leli Erwinda, Marjan Anura, Munic Talova Bhakri, M. Syambul Qulub, Naelil Ixa, Nenny Makmun, Ni Ketut Tini Sri, Peri Bulan, Rahel Simbolon, Rara Siah, Ria Hidayah, Rin Agustia Nur Maulida, Rizkia Rodhia Rohima, Sandi Iswahyudi, Irwan Sanja, Shafira Bayugiri, Syifa Yulia, Vita Ayu Kusuma Dewi, Yuphe Himura, Zulzilah Arth

Sinopsis :
Alhamdulillahirabbli alamin...
Kami semua menghembus nafas lega. Kutatap bayi perempuan yang tengah terlelap di samping ibunya. Wajahnya mirip sekali denganku. Setelah melantunkan adzan dan iqamat di kedua telinganya, kupandangi Istriku yang tengah tersenyum. Lirih mengucapkan sesuatu.

"Barakallah. Selamat milad ya, Mas. Semoga kelahiran anak kita ini menjadi kado terindah yang tak terlupakan buatmu."

Masya Allah. Kutepuk dahiku. Hari ini genap usiaku yang ke-24. Dan aku, bahkan sama sekali tak ingat hari ulang tahunku sendiri. Terimakasih, Ya Allah. Karunia ini begitu indah.

[Cuplikan FTS : A Cute Babygirl]

0 comments on "Kado Terindah"

Post a Comment

 

Annisa Ramadona :) Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal