Saturday 5 January 2013

Motivasi di Januari

Hari ke lima di Januari, aku baru bisa cuap-cuap di sini setelah beberapa hari kemarin sibuk dengan beres-beres; mengganti template, juga buang-buang widget yang Geje. Pelangi-ku pun kini tutup buku, kuganti dengan namaku sendiri, narsis ya? hihi.

Setelah 2012 ditutup dengan kekalahan di ajang PENA SUMSEL GEMILANG, kuputuskan untuk bergilang gemilang dalam event lain, juga termasuk di media massa dan karya solo. Yap, kekalahan tak lantas menghentikan mimpiku untuk terus merekam jejak lewat literasi.

Masih teringat rasa senang bukan kepalang ketika melihat namaku terselip di antara 25 nominator calon pemenang lomba cerpen yang diadakan oleh koran harian SUMEKS itu. Almamaterku, STISIPOL Candradimuka menyembul di antara Perguruan Tinggi terkemuka di Palembang. Sungguh, meskipun hanya segelintir orang kampus yang tahu, kuharap paling tidak STISIPOL Candradimuka sempat singgah pada penglihatan orang di luar sana.

Nominasi Cerpen Sumeks 2012
Kategori Mahasiswa
Aku mengirimkan 3 naskah pada event ini. Dua naskah kubuat di hari penutupan. Satu naskah lagi hanya iseng-iseng kucomot dari folder karya setahun yang lalu, ketika pertama kali aku kembali ke dunia olah kata setelah vakum lima tahun lamanya. Dan ternyata naskah iseng-iseng itulah yang menyelinap di antara 100 naskah terbaik dari 468 naskah peserta. Benar-benar di luar dugaan, karena sebetulnya ketika naskah dikumpulkan, aku sudah tahu kelemahan 3 karyaku itu.

Malam penganugerahan diselenggarakan di Ballroom Hotel Aryaduta pada 29 Desember 2012 pukul 19.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Dengan perasaan bingsal, akhirnya bersama Bang Dian Lesmana Putra kulangkahkan kaki ke sana. Berdasarkan pengalaman, untuk ajang seperti ini, biasanya pemenang telah lebih dulu dihubungi oleh penyelenggara, sedangkan selama seminggu sejak pengumuman nominasi, aku terus berjaga di dekat ponsel, namun tak kunjung ada panggilan. Ya, aku telah lebih dulu menyimpulkan kekalahanku pun sebelum MC mengumumkan peraih penghargaan.

Acara yang dibuka oleh asisten IV Setda Sumsel, serta dimeriahkan dengan tari kontemporer, sexy dancer, band indie, dan teater ini juga menghadirkan Tere Liye dan Benny Arnas. Paling tidak, itulah yang membuatku tak ingin melewatkan malam penganugerahan ini. Siapa tak tergiur mendengar nama penulis nasional itu? Setelah workshop Gol A Gong dulu, aku dan Bang Dian memang berharap akan ada jalan untuk bertemu penulis-penulis kondang lainnya, satu per satu. Dan Allah memberi jalan lewat malam penganugerahan ini.

Darwis Tere Liye dan Benny Arnas
Motivasi merekalah yang kemudian membuat kekalahanku seolah jadi pelecut semangat untuk terus berusaha menggapai mimpi. Membuatku teringat pada naskah novel yang belum juga selesai kugarap. Membuatku menargetkan 2013 ini minimal satu karya soloku (insyaallah) nampang di toko buku (aamiin).

“Kalah satu, tumbuh seribu.”

Kalimat itu kutulis sebagai status facebook-ku di malam menuju pergantian tahun yang kulalui dengan mengejar deadline Lomba Cerpen WR. Hanya editing dan mengirim, karena cerpen sebetulnya telah selesai di tanggal 30 Desember. Kurang lebih satu jam, suasana di Museum Taman Purbakala Sriwijaya membawaku dan Bang Dian hanyut menuntaskan kisah yang kami tuliskan.

Entah mengapa siang itu tanpa direncanakan, kami memutuskan untuk refreshing. Berbekal dua pena dan dua notes, kami membentangkan jas hujan di bawah pohon rindang, menghadap aliran air di samping Museum.

“Tema kita layang-layang,” aku mengajukan tema saat melihat sekawanan anak sepuluh tahunan tengah asyik berebut layangan di atas jembatan. Bang Dian setuju. Pukul dua siang, kami mulai tenggelam dalam imajinasi masing-masing.

Tiga kurang sepuluh, Bang Dian mengangkat notes-nya lebih dulu. Aku minta sedikit tambahan waktu untuk menamatkan cerpenku, Janji Sang Bayu. Tak sampai lima menit. Kemudian kami memulai ritual berikutnya. Membacakan karya. Aku menyimak ketika Bang Dian mengisahkan tentang persahabatan Diki dalam cerpennya. Begitu juga ketika kubacakan tentang kesetiaan Nila menunggu Bayu, Bang Dian memusatkan perhatiannya pada kisahku. Lalu kami saling berkomentar dan memberi masukan untuk buah karya yang baru saja kami hasilkan.

Seusai Ashar di Masjid Baitul Atiq, Bang Dian mengajakku ke Kampung Lihab 26 Ilir demi mencicipi Pempek yang menurutnya pasti berbeda dari pempek-pempek lain mengingat kampung ini didiami oleh keturunan Palembang asli. Dan benar saja. Model, Pempek, dan Srikayo yang disajikan salah satu warung Pempek di kawasan itu membuat perut kami buncit saking lahapnya. :D

Merasakan kenikmatan itu, aku mendadak sadar. Bahwa ternyata masih banyak sisi Palembang yang belum kujejaki. Karena itulah, kuajak Bang Dian membulatkan tekad untuk menjelajah ‘Musi’. Dan kesempatan berikutnya hadir di 1 Januari 2013.

Hari libur sesungguhnya jarang sekali kami pergunakan untuk berlibur. Aku dan Bang Dian biasanya akan tetap membuka Percetakan Muslim Sukses Barokah. Tapi tidak untuk hari itu. Bukan apa-apa. Bukan untuk merayakan apa-apa. Hanya mencoba memanfaatkan tanggal merah untuk mendekatkan diri, menyatu bersama keluarga.

Kami memutuskan berpiknik di Jakabaring Sport City. Sisa-sisa Sea Games memang membuat kawasan olahraga itu menjadi lebih menarik. Keponakanku, Syifa-lah yang paling berbahagia. Entah apa yang dibayangkan bocah dua setengah tahun itu. Bisa jadi  ia membayangkan taman Teletubbies, bisa juga petualangan Dora. Cuma ia yang tahu dunianya.

Piknik di Jakabaring Sport City
Karena berangkat jam Sembilan pagi, maka ketika matahari mulai tinggi, kami beringsut meninggalkan JSC menuju Masjid Cheng Ho. Aku dan Bang Dian memang sering mampir ke sana. Tapi tidak dengan yang lain. Selain menunaikan panggilan Zuhur, kami juga bisa menikmati keunikan Masjid Laksamana asal Cina yang beragama Islam itu di masjid megah ini.

Masjid Cheng Ho
Lalu petualangan 1 Januari kami akhiri di Simpang Dogan Perumnas. Dalam perjalanan pulang yang panas itu, aku dan Bang Dian yang telah berpisah dari rombongan memang sengaja mampir ke sana untuk sekedar berbincang tentang impian, pekerjaan, dan pendidikan. Dari ke tiga hal itu, satu tujuanku yang juga diamini Bang Dian: SUKSES. Ya, semoga di tahun Masehi yang baru berganti ini, ada kesuksesan yang tengah menanti. Aamiin. :)

0 comments on "Motivasi di Januari"

Post a Comment

 

Annisa Ramadona :) Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal