Tuesday, 12 November 2013

Tentang Kita; 5 Pandawa

3 comments
Pagi ini kita berdeg-degan massal oleh lembaran kertas tebal berlabel SKRIPSI. Menerka-nerka pertanyaan atau pun siapa dosen penguji kita sambil sesekali merapal doa. Ketika kemudian satu persatu kita dipanggil ke ruang eksekusi, rapalan doa dan deg-degan itu makin menjadi. Kita mulai saling mendoakan di samping mendoakan diri sendiri.

Siang ini deg-degan itu berganti senyum sumringah. Rapalan doa berganti lafaz hamdalah. Hasil dari perjuangan empat tahun di kampus oranye ini didapat sudah. Kita lulus! Kita berbahagia, sekaligus gelisah. Bukankah lulus, sama artinya dengan berpisah?


Kelak, masihkah kita akan duduk-duduk di teras kampus sambil menahan pedasnya Tekwan Mamang Subhanallah dan berhah-huh mengibasi bibir yang terasa panas itu seraya menunggui Es Kembang Tahu? Nanti, masihkah kita berteriak-teriak di lobi dan merutuki tugas-tugas dosen atau sekadar merecoki meja kerja Mbak Tiwi?

Akankah kita rindu pada sederet bangku paling depan yang biasa kita jajah? Juga pada diskusi antar kelompok yang kadang membuat kita gerah?

Dan... akankah kita masih bisa nge-mall, foto-foto, berkuliner sambil ngerumpi meskipun satu-satu kita mulai menikah?

Di STISIPOL Candradimuka, aku dipertemukan dengan teman–teman yang ‘aku banget’. Mereka layaknya vitamin yang selalu memberikan energi bagiku setiap harinya. Alhamdulillah, aku bahagia bersama mereka.

Namun, aku tak boleh menganggap mereka sebagai psikologku ataupun orangtua asuhku di kampus. Yang mungkin akan siap mendengarkan keluh kesahku serta memberikan the best result untuk setiap masalah yang kuhadapi. Karena semua orang juga punya masalah. Aku yakin mereka pun akan mual jika bolak balik mendengarkan curhatku. Tapi aku butuh pendengar dan penasehat setia, ya Tuhan…!

Jujur, STISIPOL Candradimuka tak bisa terlupakan dari ingatanku. Bagaimana tidak, kisah-kisah yang tak pernah ada dalam cita–cita masa kecilku, kini benar–benar kualami. Romansa cinta yang rumit, mendadak selebritis, ditawari oleh menjadi guru bahasa Inggris oleh Dosen, ikut Ajang Bujang Gadis Kampus meski tak jadi finalis, dan masih banyak lagi. (Curhatan Mami di Aku, Kamu, Kita, dan Candradimuka-2012)

 Aku mendapatkan sesuatu yang tak bisa ku dapatkan di manapun. Menemukan mereka yang sudah menjadi sahabatku. Bukan sekedar sahabat biasa, melainkan sahabat yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri. Ada yang kurang bila aku sendirian. Ada yang hilang bila salah satu tak datang. Lebih dan kurang, kutuangkan di sini, bersama mereka. Persahabatan kami tak semulus yang terlihat dan orang bayangkan. Ada kala pertengkaran terjadi, ada kalanya pula kerinduanpun melanda. Tapi kami tetap tertawa melihat keanehan yang setiap hari kami perbuat. Chika, Dona, Andien, DJ dan aku, Any. Orang-orang menjuluki kami dengan berbagai nama, salah satunya “Pandawa Lima”. Katanya kami terlihat seperti lima pendekar, walaupun sebenarnya bukan. (Curhatan Aa' di Aku, Kamu, Kita, dan Candradimuka-2012)
 

Aku memiliki 4 sahabat. Yang pertama namanya Ninis. Dia orang yang supel, tapi tidak terlalu banyak bicara. Hobinya makan dan tidur. Ninis sangat menyukai warna biru dan hitam, sama seperti ku. Lagu Korea dan Jepang adalah lagu favoritnya.

Di dalam kelompok kami juga ada seseorang yang kami tuakan, walaupun dia sebenarnya tidak terlalu tua. Kami memanggilnya “Mamy”. Meskipun dia kami tuakan, terkadang malah Mamy yang bersikap seperti anak kecil. Dia cerewet ,gampang sekali menangis, apalagi jika sedang patah hati. Mamy paling hebat dalam urusan Bahasa Inggris karena dia seorang guru bahasa inggris. Jika kamu melihatnya, mungkin kamu akan heran. Mamy PD sekali, tak peduli siapapun yang sedang ada di sampingnya. Dan satu hal lagi, Mamy adalah lawan bertengkarku.

Nah, berikutnya temanku Siska. Dia bisa kita sebut sebagai “Miss Online”. Mengapa aku menyebutnya begitu? Karena bagi Siska, tiada hari tanpa online. Siska juga merupakan orang yang mudah dekat dengan siapa saja, dia sangat cerewet, sangat hobi bercerita tentang segala hal termasuk tentang kehidupan asmaranya. Selain itu, dia juga up to date dengan yang namanya teknologi.

Setiap hari kami selalu berkumpul bersama. Salah satu tempat favorit kami adalah teras di dekat pintu masuk. Di tempat itulah kami selalu menceritakan segala hal. Mulai dari yang ceria sampai yang sedih.

Setiap harinya beragam keceriaan kami lakukan, meskipun terkadang ada juga kesedihan yang terpancar. Asal kamu tahu, salah satu orang yang selalu membuat kesediahan itu adalah Mamy.

Tetapi kesedihan itu tidak akan terjadi lama dalam kelompok kami karena kesedihan itulah yang terkadang diplesetkan sehingga membuat kami tertawa kembali. Maka dari itu, bisa kubilang karena merekalah hidupku berubah seratus persen. (Curhatan Dewi di Aku, Kamu, Kita, dan Candradimuka-2012)

Saturday, 9 November 2013

Koran Dinding PRIMA Edisi Perdana

0 comments
KORDING PRIMA (Potensi, Refleksi, Inspirasi Mahasiswa) STISIPOL Candradimuka Palembang. 

PRIMA sebelum punya nama :D
PRIMA. Ya, akhirnya nama itulah yang dipakai untuk koran dinding kampus pesanan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Budi Santoso, M.Comn. Tantangan ini saya terima tanggal 10 September lalu ketika mampir ke kampus demi mengurusi KRS. Sebenarnya ingin menolak, mengingat sedang genting-gentingnya mengurusi skripsi dan pernikahan. Tapi, rasanya susah. Apalagi Pak Budi bilang, ini sebagai kenang-kenangan sebelum lulus.

Akhirnya, keluar dari ruangan, saya langsung mencari Siska dan Any untuk digaet sebagai tim. Dewi yang saat itu belum ke kampus pun saya titipi pesan HARUS bergabung. Jadi, saya sudah punya tim kecil ketika meninggalkan kampus. 

Di tengah kesibukan kerja-revisi novel-skripsi-nikah saya berusaha mengkoordinir tim kecil saya itu sekaligus juga mewanti-wanti mereka mencari tambahan pasukan dari semester bawah agar ada regenerasi. Sayang, belum ada seorang pun yang nyangkut.

Karena memang sebenarnya saya terbiasa bekerja dengan kelompok kecil (yang jelas mau sama-sama kerja), jadi meski beranggotakan empat orang saja, bagi saya tidak masalah. Siska, Any, dan Dewi saya pinta mencari berita seadanya, yang tidak menyulitkan dan tidak mengganggu skripsi mereka. Saya juga menghubungi beberapa teman kampus yang saya tahu suka menulis. Alhamdulillah, Gilang bersedia mengisi kolom Opini. Untuk menutupi kekurangan halaman, saya pun akhirnya menulis beberapa berita.

Tanggal 20 Oktober, saya mengirim pesan facebook untuk Pak Budi. Isinya hasil layout-an kording yang sehari sebelumnya saya kerjakan bersama Bang Dian. 21 Oktober, Pak Budi acc terbit. Lalu 22 Oktober selepas magrib, saya dan Bang Dian ke kampus untuk menempel KORDING PRIMA edisi 1.

Alhamdulillah.... lega. Waktu liat PRIMA tertempel di kaca JIK, rasanya beban saya terangkat. Akhirnya, yang saya dan teman-teman usahakan bisa dinikmati penghuni kampus. Malam itu, Pak Adi langsung memberi selamat, beberapa staf yang lewat pun sempat memuji. Walaupun pujian tentu bukanlah tujuan utama. ^^

Saya sendiri sebenarnya sempat minder, mengingat ada banyak wartawan senior di kampus saya. Sedangkan saya (yang terlanjur menerima permintaan Pak Budi) ini hanyalah penulis novel fiksi yang masih unyu-unyu. ;)

Lalu saya teringat, begini jugalah dulu ketika saya mengajak teman-teman membuat Aku, Kamu, Kita, dan Candradimuka. Action! Action! Action! Saya bilang pada tim kecil saya (termasuk ke diri sendiri), tulis saja apa yang ingin kalian tulis! Masalah hasil atau pun editing, itu urusan belakang. Sebab, kalau terlalu lama berpikir atau terlalu banyak rapat, kapan lagi menulisnya?

Penampakan PRIMA

Halaman 1,2,3,4

Halaman 5,6,7,8

Tapi, ada sentilan sedikit waktu saya ke kampus menghadiri pembukaan ujian skripsi 5 November lalu. Siska bilang ada yang kurang setuju dengan kemunculan PRIMA yang tiba-tiba dan tanpa konfirmasi ke salah satu UKM kampus. Katanya UKM itu juga punya proker menerbitkan MADING (yang sebenarnya jelas berbeda dengan KORDING). 

Kalau menurut saya sih, berkarya ya berkarya saja. Kalau ada karya mahasiswa lain, jangan langsung nyinyir. Seharusnya justru di-support. Lagipula, saya dan tim memberi kesempatan sebesar-besarnya jika teman-teman lain mau bergabung. Saya berharap, PRIMA bisa memancing bakat-bakat menulis mahasiswa lain yang mungkin saja butuh penyaluran. Bukankah akan lebih bagus kalau setiap mahasiswa punya karya? Sama seperti begini, masa iya saya harus dongkol ketika mahasiswa lain menerbitkan novel karena saya sudah lebih dulu punya novel? :P

Wednesday, 6 November 2013

Dari Lamaran Sampai Ngunduh Mantu

1 comments
Alhamdulillah, sejak 1 November lalu, saya resmi jadi istri :D
Pengen cerita tentang semua hal yang berhubungan dengan pernikahan saya itu. Tapi, berhubung belum sempat, jadinya menumpuk. Giliran sekarang ada waktu, saya malah bingung mau nulis apa. Terpaksa saya keluarin stok foto dari kamera pribadi saja (yang dari fotografer belum jadi). Dan taraaa selamat menikmati... ;)

Lamaran, 25 Agustus 2013. Pertama kalinya dua keluarga ketemu :)
Setelah lamaran, adik bungsu saya lembur bikin ini. Thanks ya, Win :)
Seserahan, 6 Oktober 2013. Giliran keluarga besar saling kenal ;)
Isi hantaran yang sudah dibentuk-bentuk, lutju :D
Makin dekat, merapat bentuk panitia :)
Paginya Bang Dian layout buku susunan panitia ini :)
Saya masih jepretin permen tiap pulang kerja :D
Juga bikin bross tanda panitia sendiri :P
Sifa narsis, uji coba bross bikinan saya :D
Bikin undangan sendiri (dengan desainan bersama Bang Dian).
Masih menggarap undangan sendiri ;D
Nah, yang ini undangan versi 2, jenis hardcover-nya. Pake motif Kerawang, Gayo (Aceh Tengah).
Kalo yang ini versi 3, undangan muda-mudi. Masih ada versi 4, undangan susulan ide Yuk Opi :D
Ini souvenirnya, notes (biar irit)  :P
Malam sebelum akad nikah, bapak-bapak main gap sementara ibu-ibu bakar ikan hasil tangkapan di kolam depan rumah :D Saya dan Mama justru kejar target menggarap undangan pesanan orang. Hehe.
Dan... inilah prosesi sakral itu~akad nikah, 1 November 2013.
Karangan bunga dari Pak Gubernur SUMSEL pada resepsi pernikahan saya di gedung BLPT SUMSEL, 3 November 2013.
Karangan bunga dari Wakil Gubernur SUMSEL. Beneran gak nyangka Beliau hadir :)
Sambutan Wakil Gubernur SUMSEL, H. Eddy Yusuf, SH.,MM.
Foto bersama Pak wagub dan Ibu :)
Bareng temen kampus yang jadi panitia meja kado, makasihhh :*
Ngunduh Mantu, 5 November 2013 di Desa Penanggoan Duren, Tl. Selapan, OKI. Besoknya langsung pulang gegara wajib hadir pembukaan sidang skripsi. :D

Alhamdulillah... semuanya lancar. Terimakasih buat yang telah membantu, hadir, dan memberi doa, ya. Semoga kami bisa menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Aamiin... :)
 

Annisa Ramadona :) Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal