Tuesday 16 October 2012

BAMBU


EMAS YANG BELUM TERGALI

Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang telah dikenal bahkan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat umum karena pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat. Bambu termasuk tanaman Bamboidae anggota sub familia rumput, memiliki keanekaragamjenis bambu di dunia sekitar 1250 - 1500jenis sedangkan Indonesia memiliki hanya 10% sekitar 154 jenis bambu (Wijaya etal, 2004), can hanya belasanjenisyangsudah dibudidayakan meskipun budidaya bambu di Indonesia masih subsisten.
KLASIFIKASI ILMIAH
Keraiaan:
Plantae


Divisio:
Magnoliophvta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Poales
Familiar
Poaceae
Subfamilia:
Bambusoideae
Super tribus:
Bambusodae
Tribus:
Bambuseae
Kunth ex Dumort.

Bambu adalah tanaman yang termasuk ordo Gramineae, familia Bambuseae, suatu familia Bamboidae. Berdasarkan pertumbuhannya, bambu dapat dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu bambu simpodial clan bambu monopodial. Bambu simpodial tumbuh dalam bentuk rumpun, setiap rhizome hanya akan menghasilkan satu batang bambu, bambu muda tumbuh mengelilingi bambu yang tua. Bambu simpodial tumbuh di daerah tropis clan subtropis, sehingga hanya jenis ini saja yang dapat dijumpai di Indonesia. Bambu monopodial berkembang dengan rhizome yang menerobos ke berbagai arch di bawah tanah clan muncul ke permukaan tanah sebagai tegakan bambu yang individual.
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman perintis sehingga untuk tumbuh tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang teramat rumit sebagaimana tanaman lain. Tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sesuai dengan jenis. Memiliki umur yang panjang dalam siklus hidupnya ± 30 -100 tahun bahkan lebih, tergantung dari jenisnya. Bambu juga tahan kekeringan Dan bisa tumbuh baIk di lahan curam pada ketinggian 0-1.500 m di atas permukaan laut (dpl). Bambu dapat tumbuh di lahan sangat kering seperti di kepulauan Nusa Tenggara atau di lahan yang banyak disirami air hujan seperti Parahiyangan (Salim, 1994).

MANFAAT BAMBU
Nilai lebih lain dari bambu dibandingkan kayu adalah sekali tanam produksi dapat dilakukan secara berulang-ulang, berbeda dengan kayu sekali tanam kemudian produksi selanjutnya perlu penanaman lagi. Bambu memiliki multi fungsi pemanfaatan yaitu :
1.    Bambu banyak digunakan oleh masyarakat desa mulai lahir (miluk memotong pusar bayi dan sunatan) sampai meninggal (kremasi jenazah). Aktifitas kehidupan sehari-haripun tak luput dari pemanfaatan bambu sebagai bahan makanan (rebung), pembungkus makanan (daun), makanan ternak (pucuk muda), sapu lidi, kerajinan untuk kebutuhan rumah tangga, cinderamata dan mebeuler, industri (pulp dan kertas), konstruksi jembatan, bangunan rumah, tiang, sekat, dinding, atap dan penyanggah), bahan baker dan untuk upacara adat
2.     Bambu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata. Sebagai jenis rumput-­rumputan (Gramineae), bambu memiliki batang yang kuat dan lentur hingga tahan angin. Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala arah. Baik menyamping maupun ke dalam. Maka lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat stabil dan mudah meresapkan air. Tidak pernah tampak air hujan menggenang di sekitar rumpun bambu. Kalau bambu ditanam berderet membentuk teras pada sebuah lereng jadi sabuk gunung maka kekuatannya luar biasa. Akar bambu akan saling terkait dan mengikat antar rumpun. Rumpun berikut serasah di bawahnya juga akan menahan top soil (lapisan tanah permukaan yang subur) hingga tidak hanyut tergerus air hujan.
3.  Bambu merupakan tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran,. Bambu juga memiliki kemampuan peredam suara yang baik dan menghasilkan banyak oksigen sehingga dapat ditanam di pusat pemukiman dan pembatas jalan raya.
Bambu memiliki peluang industri dengan investasi kecil, penggunaan teknologi pengolahan sederhana clan siklus pones sangat pendek dan berkesinambungan

POTENSI
Bambu merupakan tanaman hutan, kebun dan pekarangan Secara menyeluruh belum diadaan inventarisasi, tetapi dari data yang ada diketahui luasnya sekitar 519.000 ha dengan hasil 2 - 4 1-in bamboo/ha/tahunnya. Dengan asumsi berat jenis bambu rata - rata kita 0,61; diameter 8 cm; panjang bambu pungutan 8 m, maka dalam satu ton bambu terdapat sekitar 750 batang bambu.

BUDIDAYA dan PEMANENAN
Budidaya bambu dapat dilakukan dengan biji atau hibil yang disemaikan, batang bagian bawah beserta akar rimpangnya atau dengan stek batang. Panenan bambu, selalu dikaitkan dengim penggunaannya, misalnya umur 2 tahun untuk tali dan kerajinan, 3 tahun untuk mebel dan kerajinan lain dan 4 tahun atau lebih wiluk konstruksi bangunan.

Metode pemanenan tanaman bambu adalah dengan metode tebang habis dan tebang pilih. Pada metode tebang habis, semua batang bambu ditebang baik yang tua maupun yang muda, sehingga kualitas batang bambu yang diperoleh bercampur antara bambu yang tua dan yang muda. Selain itu metode ini juga menimbulkan pengaruh terhadap sistem perebungan bambu, sehingga kelangsungan tanaman bambu terganggu, karena sistem perebungan bambu dipengaruhi juga oleh batang bambu yang ditinggalkan. Pada beberapa jenis tanaman bambu metode tebang habis menyebabkan rumpun menjadi kering dan mati, tetapi pada jenis yang lain masih mampu menumbuhkan rebungnya tetapi dengan diameter rebung tidak besar dan junlahnya tidak banyak (Sindusuwarno, 1963).

JENIS BAMBU clan PENGGUNAAN
  1. Untuk tujuan produk mebel : bambu hitam (wulung), tutul dan petung, kadang –kadang juga ampel, ori clan wuluh.
  2. Untuk produk anyaman : bambu apus (tali, ater), kadang-kadang juga hitam dan petung (kecil).
  3. Untuk produk bubutan : bambu ori, duri can petung. Untuk penggunaan ini harus dipilih bambu yang tebal. Bagian pangkal batang hampir semua jenis bambu juga dapat digunakan untuk bubutan.
  4. Untuk tujuan ukiran (can patung) : banyak digunakan pangkal can akarsemuajenis bambu,terutama bambu ori clan duri.
  5. Untuk konstruksi : bambu apus, ori, wulungdan petung.
  6. Untuksumpitdantusukgigi: bambu apussaja.
  7. Untuk bahan makanan (dalam bentuk rebung): bambu ori, petung
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS
1.      Asal bahan, terutama tua muda,jenis clan ukuran yangsesuai
2.      Adanya cacat, baik cacat alami, cacat pungutan/ penebangan maupun cacat prosesing.
3.      Perlakuan pra proses seperti pengeringan, pengawetan dan pemutihan (bila ada)
4.      Proses pengolahan yang digunakan dikaitkan dengan kesesuaian produk
5.      Keterampilan dan pengalaman SDM terkait.

Berdasarkan beberapa penelitian keawetan bahan bambu bahwa dari tujuhjenis bambu yangditeliti, bambu ampel (Bambusa vulgaris) paling rentan terhadap serangan bubuk, kemudian bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea), bambu hitam (Gigantochloa atroviolaceae) dan bambu terung (Gigantochloa nitrocilliata). Sedangkan bambu atter (Gigantochloa atter) dan bambu apus/tali (Gigantochloa apus) relatif tahan terhadap serangan bubuk. Jenis bubuk bambu yang banyak ditemukan menyerang bambu adalah Dinoderus sp., sedangkan jenis bubuk yang paling sedikit ditemukan menyerang bambu adalah Lyctus sp.

Pengawetan dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan kimia (asam borat, boraks dll) maupun tradisional yaitu dengan merendamnya di dalam air mengalir, air tergenang, lumpur atau di air laut dan pengasapan. Selain itu juga sering ditemukan cara pengawetan dengan pelaburankapurclan kotoran sapi pada gedek dan bilik bambu.

Pengawetan bambu bertujuan untuk mencegah serangan jamur (pewarna dan pelapuk) maupun serangga (bubuk kering, rayap kayu keringdan rayaptanah.

Proses pengeringan bambu dibutuhkan guns menjaga stabilisasi dimensi bambu, perbaikan warna permukaan, juga untuk pelindung terhadap serangan jamur, bubuk basah dan memudahkan dalam pengerjaan lebih lanjut. Pengeringan bambu harus dilaksanakan secara hati-hati, karena apabila dilaksanakan terlalu cepat (suhu tinggi dengan kelembaban rendah) atau suhu dan kelembaban yang terlalu berfluktuasi akan mengakibatkan bambu menjadi pecah, kulit mengelupas, dan kerusakan lainnya. Sebaliknya bila kondisi pengeringan yang terlalu lambat akan menyebabkan bambu menjadi lama mengering, bulukan dan warnanya tidak cerah atau menjadi gelap.

Pengeringan bambu dapat dilakukan secara alami (air drying), pengasapan, pengeringan dengan energi tenaga surya (solar collector drying) atau kombinasi dengan energi tungku, dan pengeringan dalam dapur pengering. Bambu yang masih sangat basah setelah dipotong sesuai ukuran yang akan dipergunakan, dibersihkan dan ditumpuk berdiri dengan posisi sating menyilang atau ditumpuk secara horisontal selama kurang lebih sate minggu. Untuk mempercepat pengeluaran air ditempatkan kipas/fan didekatnya.

KELEMAHAN BAMBU
Sekalipun bambu memiliki banyak keunggu!an, upaya menjadikan bambu sebagai pengganti kayu menghadapi beberapa kendala, yaitu :
  1.  Bambu mempunyai durabilitas yang sangat rendah, sangat potensial untuk diserang kumbang bubuk, sehingga bangunan atau perabotyangterbuat dari bambu tidak awet.
  2. Kekuatan sambungan bambu pada umumnya sangat rendah karena perangkaian batang-batang struktur bambu sering kali dilakukan secara konvensional memakai paku, pasak, atau tali ijuk. sehingga kekuatan bambu tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
  3. Kelangkaan buku petujuk perancangan atau standar yang berkaitan dengan bangunan yang terbuat dari bambu.
  4. Sifat bambu yang mudah terbakar Sekalipun ada  cara untuk menjadikan bambu tahan terhadap api, namu.biaya yang dikeluarkan relatif cukup Mahal.
  5. Bersifat social berkaitan dengan opini masyarakat yang sering menghubungkan bambu dengan kemiskinan, sehingga orang segan tinggal di rumah bambu karena takut dianggap miskin. Untuk mengatasi kendala ini maka perlu dilibatkan arsitek, agar rumah yang dibuat dari bambu terlihat menarik. Upaya ini tampak pada bangunan-bangunan wisata yang berupa bungalo dan rumah makan yang berhasil menarik wisatawan mancanegara.
KEUNGGULAN BAMBU
  1. Mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus, tidak diperlukan investasi yang besar, setelah tanaman sudah mantap, hasilnya apat diperoleh secara terus-menerus tanpa menanam lagi. Budidaya bambu dapat dilakukan oleh sembarang orang dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan pengetahuan yang tinggi.
  2. Bambu dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal. Bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh pada umur 3-5 tahun
  3. Tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar biasa. Rumpun bambu yang telah terbakar masih dapat tumbuh lagi
  4. Mempunyai kekuatan cukup tinggi, kekuatan tariknya dapat dipersaingkan dengan baja. Sekalipun demikian kekuatan bambu yangtinggi ini belum dimanfaatkan dengan baik karena biasanya batang-batang struktur bambu dirangkaikan dengan pasak atau tali yang kekuatannya renclah
  5. Bambu berbentuk pipa sehingga momen kelembabannya tinggi, oleh karena itu bambu cukup baik untuk memikul momen lentur. Ditambah dengan sifat bambu yang elastic, struktur` bambu mempunyai ketahan yang tinggi baik terhadap angin maupun gempa. 

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Palembang
 

Annisa Ramadona :) Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal