EMAS YANG BELUM TERGALI
Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang
telah dikenal bahkan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat umum karena
pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat. Bambu termasuk tanaman
Bamboidae anggota sub familia rumput, memiliki keanekaragamjenis bambu di dunia
sekitar 1250 - 1500jenis sedangkan Indonesia memiliki hanya 10% sekitar 154
jenis bambu (Wijaya etal, 2004), can hanya belasanjenisyangsudah dibudidayakan
meskipun budidaya bambu di Indonesia masih subsisten.
KLASIFIKASI ILMIAH
Keraiaan:
|
Plantae
|
Divisio:
|
Magnoliophvta
|
Kelas:
|
Liliopsida
|
Ordo:
|
Poales
|
Familiar
|
Poaceae
|
Subfamilia:
|
Bambusoideae
|
Super tribus:
|
Bambusodae
|
Tribus:
|
Bambuseae
Kunth ex Dumort.
|
Bambu adalah tanaman yang
termasuk ordo Gramineae, familia Bambuseae, suatu familia Bamboidae.
Berdasarkan pertumbuhannya, bambu dapat dibedakan dalam dua kelompok besar,
yaitu bambu simpodial clan bambu monopodial. Bambu simpodial tumbuh dalam
bentuk rumpun, setiap rhizome hanya akan menghasilkan satu batang bambu, bambu
muda tumbuh mengelilingi bambu yang tua. Bambu simpodial tumbuh di daerah
tropis clan subtropis, sehingga hanya jenis ini saja yang dapat dijumpai di Indonesia.
Bambu monopodial berkembang dengan rhizome yang menerobos ke berbagai arch di
bawah tanah clan muncul ke permukaan tanah sebagai tegakan bambu yang
individual.
Bambu merupakan salah satu jenis
tanaman perintis sehingga untuk tumbuh tidak membutuhkan persyaratan tumbuh
yang teramat rumit sebagaimana tanaman lain. Tumbuh mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi sesuai dengan jenis. Memiliki umur yang panjang dalam
siklus hidupnya ± 30 -100 tahun bahkan lebih, tergantung dari jenisnya. Bambu
juga tahan kekeringan Dan bisa tumbuh baIk di lahan curam pada ketinggian
0-1.500 m di atas permukaan laut (dpl). Bambu dapat tumbuh di lahan sangat
kering seperti di kepulauan Nusa Tenggara atau di lahan yang banyak disirami
air hujan seperti Parahiyangan (Salim, 1994).
MANFAAT BAMBU
Nilai lebih lain dari bambu dibandingkan kayu adalah
sekali tanam produksi dapat dilakukan secara berulang-ulang, berbeda dengan
kayu sekali tanam kemudian produksi selanjutnya perlu penanaman lagi. Bambu
memiliki multi fungsi pemanfaatan yaitu :
1. Bambu banyak digunakan oleh masyarakat desa mulai lahir
(miluk memotong pusar bayi dan sunatan) sampai meninggal (kremasi jenazah).
Aktifitas kehidupan sehari-haripun tak luput dari pemanfaatan bambu sebagai
bahan makanan (rebung), pembungkus makanan (daun), makanan ternak (pucuk muda),
sapu lidi, kerajinan untuk kebutuhan rumah tangga, cinderamata dan mebeuler,
industri (pulp dan kertas), konstruksi jembatan, bangunan rumah, tiang, sekat,
dinding, atap dan penyanggah), bahan baker dan untuk upacara adat
2. Bambu
memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik,
sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata. Sebagai jenis
rumput-rumputan (Gramineae), bambu memiliki batang yang kuat dan lentur hingga
tahan angin. Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala arah. Baik
menyamping maupun ke dalam. Maka lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat
stabil dan mudah meresapkan air. Tidak
pernah tampak air hujan menggenang di sekitar rumpun bambu. Kalau bambu ditanam
berderet membentuk teras pada sebuah lereng jadi sabuk gunung maka kekuatannya
luar biasa. Akar bambu akan saling terkait dan mengikat antar rumpun.
Rumpun berikut serasah di bawahnya juga akan menahan top soil (lapisan tanah
permukaan yang subur) hingga tidak hanyut tergerus air hujan.
3. Bambu merupakan tanaman yang memiliki toleransi tinggi
terhadap gangguan alam dan kebakaran,. Bambu juga memiliki kemampuan peredam
suara yang baik dan menghasilkan banyak oksigen sehingga dapat ditanam di pusat
pemukiman dan pembatas jalan raya.
Bambu memiliki
peluang industri dengan investasi kecil, penggunaan teknologi pengolahan
sederhana clan siklus pones sangat pendek dan berkesinambungan
POTENSI
Bambu merupakan
tanaman hutan, kebun dan pekarangan Secara menyeluruh belum diadaan
inventarisasi, tetapi dari data yang ada diketahui luasnya sekitar 519.000 ha
dengan hasil 2 - 4 1-in bamboo/ha/tahunnya. Dengan asumsi berat jenis bambu rata
- rata kita 0,61; diameter 8 cm; panjang bambu pungutan 8 m, maka dalam satu ton
bambu terdapat sekitar 750 batang bambu.
BUDIDAYA dan
PEMANENAN
Budidaya bambu
dapat dilakukan dengan biji atau hibil yang disemaikan, batang bagian bawah
beserta akar rimpangnya atau dengan stek batang. Panenan bambu, selalu
dikaitkan dengim penggunaannya, misalnya umur 2 tahun untuk tali dan kerajinan,
3 tahun untuk mebel dan kerajinan lain dan 4 tahun atau lebih wiluk konstruksi
bangunan.
Metode pemanenan
tanaman bambu adalah dengan metode tebang
habis dan tebang pilih. Pada metode tebang habis, semua batang bambu
ditebang baik yang tua maupun yang muda, sehingga kualitas batang bambu yang diperoleh
bercampur antara bambu yang tua dan yang muda. Selain itu metode ini juga
menimbulkan pengaruh terhadap sistem perebungan bambu, sehingga kelangsungan
tanaman bambu terganggu, karena sistem perebungan bambu dipengaruhi juga oleh batang bambu yang ditinggalkan. Pada beberapa
jenis tanaman bambu metode tebang habis menyebabkan rumpun menjadi kering
dan mati, tetapi pada jenis yang lain masih
mampu menumbuhkan rebungnya tetapi dengan diameter rebung tidak besar dan
junlahnya tidak banyak (Sindusuwarno, 1963).
JENIS BAMBU clan PENGGUNAAN
- Untuk tujuan produk mebel : bambu hitam (wulung), tutul dan petung, kadang –kadang juga ampel, ori clan wuluh.
- Untuk produk anyaman : bambu apus (tali, ater), kadang-kadang juga hitam dan petung (kecil).
- Untuk produk bubutan : bambu ori, duri can petung. Untuk penggunaan ini harus dipilih bambu yang tebal. Bagian pangkal batang hampir semua jenis bambu juga dapat digunakan untuk bubutan.
- Untuk tujuan ukiran (can patung) : banyak digunakan pangkal can akarsemuajenis bambu,terutama bambu ori clan duri.
- Untuk konstruksi : bambu apus, ori, wulungdan petung.
- Untuksumpitdantusukgigi: bambu apussaja.
- Untuk bahan makanan (dalam bentuk rebung): bambu ori, petung
FAKTOR-FAKTOR
KUALITAS
1. Asal
bahan, terutama tua muda,jenis clan ukuran yangsesuai
2. Adanya cacat, baik
cacat alami, cacat pungutan/ penebangan maupun cacat prosesing.
3.
Perlakuan pra proses
seperti pengeringan, pengawetan dan pemutihan (bila ada)
4.
Proses
pengolahan yang digunakan dikaitkan dengan kesesuaian produk
5.
Keterampilan
dan pengalaman SDM terkait.
Berdasarkan
beberapa penelitian keawetan bahan bambu bahwa dari tujuhjenis bambu
yangditeliti, bambu ampel (Bambusa vulgaris) paling rentan terhadap serangan bubuk, kemudian bambu andong
(Gigantochloa pseudoarundinacea), bambu hitam (Gigantochloa atroviolaceae) dan bambu terung (Gigantochloa nitrocilliata). Sedangkan
bambu atter (Gigantochloa atter) dan bambu apus/tali (Gigantochloa apus) relatif tahan terhadap serangan bubuk. Jenis bubuk
bambu yang banyak ditemukan menyerang bambu adalah Dinoderus sp.,
sedangkan jenis bubuk yang paling sedikit ditemukan menyerang bambu adalah Lyctus sp.
Pengawetan
dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan kimia (asam borat, boraks dll) maupun tradisional yaitu dengan merendamnya di dalam air mengalir, air tergenang, lumpur atau
di air laut dan pengasapan. Selain itu juga sering ditemukan cara
pengawetan dengan pelaburankapurclan kotoran sapi pada gedek dan bilik
bambu.
Pengawetan bambu bertujuan untuk mencegah serangan
jamur (pewarna dan pelapuk)
maupun serangga (bubuk kering, rayap kayu keringdan rayaptanah.
Proses pengeringan bambu dibutuhkan guns menjaga
stabilisasi dimensi bambu,
perbaikan warna permukaan, juga untuk pelindung terhadap serangan jamur, bubuk basah dan memudahkan dalam pengerjaan lebih lanjut. Pengeringan bambu harus
dilaksanakan secara hati-hati, karena apabila dilaksanakan terlalu cepat
(suhu tinggi dengan kelembaban rendah) atau
suhu dan kelembaban yang terlalu berfluktuasi
akan mengakibatkan bambu menjadi pecah, kulit mengelupas, dan kerusakan lainnya. Sebaliknya bila kondisi pengeringan yang terlalu lambat akan menyebabkan
bambu menjadi lama mengering, bulukan
dan warnanya tidak cerah atau menjadi gelap.
Pengeringan bambu dapat dilakukan secara alami (air
drying), pengasapan,
pengeringan dengan energi tenaga surya (solar collector drying) atau kombinasi
dengan energi tungku, dan pengeringan dalam dapur pengering. Bambu yang masih
sangat basah setelah dipotong sesuai ukuran
yang akan dipergunakan, dibersihkan dan ditumpuk berdiri dengan posisi
sating menyilang atau ditumpuk secara horisontal selama kurang lebih sate
minggu. Untuk mempercepat pengeluaran air ditempatkan kipas/fan didekatnya.
KELEMAHAN
BAMBU
Sekalipun bambu memiliki
banyak keunggu!an, upaya menjadikan bambu sebagai pengganti kayu menghadapi
beberapa kendala, yaitu :
- Bambu mempunyai durabilitas yang sangat rendah, sangat potensial untuk diserang kumbang bubuk, sehingga bangunan atau perabotyangterbuat dari bambu tidak awet.
- Kekuatan sambungan bambu pada umumnya sangat rendah karena perangkaian batang-batang struktur bambu sering kali dilakukan secara konvensional memakai paku, pasak, atau tali ijuk. sehingga kekuatan bambu tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
- Kelangkaan buku petujuk perancangan atau standar yang berkaitan dengan bangunan yang terbuat dari bambu.
- Sifat bambu yang mudah terbakar Sekalipun ada cara untuk menjadikan bambu tahan terhadap api, namu.biaya yang dikeluarkan relatif cukup Mahal.
- Bersifat social berkaitan dengan opini masyarakat yang sering menghubungkan bambu dengan kemiskinan, sehingga orang segan tinggal di rumah bambu karena takut dianggap miskin. Untuk mengatasi kendala ini maka perlu dilibatkan arsitek, agar rumah yang dibuat dari bambu terlihat menarik. Upaya ini tampak pada bangunan-bangunan wisata yang berupa bungalo dan rumah makan yang berhasil menarik wisatawan mancanegara.
KEUNGGULAN BAMBU
- Mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus, tidak diperlukan investasi yang besar, setelah tanaman sudah mantap, hasilnya apat diperoleh secara terus-menerus tanpa menanam lagi. Budidaya bambu dapat dilakukan oleh sembarang orang dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan pengetahuan yang tinggi.
- Bambu dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal. Bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh pada umur 3-5 tahun
- Tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar biasa. Rumpun bambu yang telah terbakar masih dapat tumbuh lagi
- Mempunyai kekuatan cukup tinggi, kekuatan tariknya dapat dipersaingkan dengan baja. Sekalipun demikian kekuatan bambu yangtinggi ini belum dimanfaatkan dengan baik karena biasanya batang-batang struktur bambu dirangkaikan dengan pasak atau tali yang kekuatannya renclah
- Bambu berbentuk pipa sehingga momen kelembabannya tinggi, oleh karena itu bambu cukup baik untuk memikul momen lentur. Ditambah dengan sifat bambu yang elastic, struktur` bambu mempunyai ketahan yang tinggi baik terhadap angin maupun gempa.
Sumber: Badan Lingkungan Hidup Palembang