Saturday, 13 October 2012

Biarkan Allah yang Mengatur


oleh Annisa Ramadona pada 17 September 2010 pukul 7:03 ·

24/07/07
Hidup adalah pilihan. Aku tahu saat ini aku berada pada titik dimana aku terhenti untuk kemudian menentukan pilihan. Tak ada yang bisa meyakinkan aku atas pilihan yang telah kutentukan. Bahkan ketika kutanya hatiku, ia beku, membisu. Tak ada jawaban ketika kutanyakan kebenaran atas pilihan itu. Hanya tiba-tiba air mata buatku meragu. Ia menjawab keangkuhanku.
Aku tak sekuat yang kutahu.
Aku tetap terjerembab dalam lorong gelap. Tetap tersudut dalam ruang kelam. Kembali mati untuk kesekian kali, justru ketika kehidupan harus terus berjalan.
Ya, ini bukan yang pertama kalinya. Bukankah itu berarti aku telah terbiasa dan cukup ahli untuk hadapi ini?
Berhentilah merasa hampa! Berhentilah mencoba menemukan hal yang tetap pada tempatnya! Berhentilah menangisi kekosongan seolah semua penuh kebolongan! Berhentilah sejenak dan nikmati hari ini…!
“Oke deh friend… semangat ya!! Tak perlu melirik masa lalu, yang sudah terjadi, terjadilah… waktu tak mungkin kau kalahkan hanya untuk mengulang kenangan…”
10:58P 23/07/07
_jlek
25/0707
Kesendirian. Kata itu terasa begitu dekat. Menemaniku setiap saat. Entah sejak kapan kami terasa begitu akrab. Tapi ironisnya, di saat yang sama aku justru mengutuki kehadirannya, berusaha melarikan diri darinya. Dia jugalah hal yang ingin kucari sekaligus kuhindari.
26/07/07
Aku menangis di pagi buta, tertawa saat siang dan senja, tapi kemudian meringis kala malam bawaku terjaga. Aku tak tahu ini apa namanya. Tapi ada sebuah rasa yang buatku mengiba.
Rasa takut kehilangannya…
“nisa harus percaya dan yakin sama keputusan nisa, nisa sholat aja dan tenangin hatinya nisa, ya…”
11:49A 26/07/07
_eko
Tak pantas memiliki
_naff
Aku yang melukaimu, mengiris hatimu, teteskan air matamu
Maafkan aku, ampuni aku
Aku tak bisa menjaga rasa cintaku, setiaku kepadamu
Usap perihmu, lupakanlah aku
Aku tak pantas memiliki, menyayangi, mengasihi dirimu
Aku tak ingin lagi kau terluka mencintai aku
Kini di ujung asaku, di sepanjang hidupmu
Kuingin kau bahagia tanpa diriku ada di sampingmu
Aku tak pantas memiliki, menyayangi, mengasihi dirimu
Aku tak ingin lagi kau terluka mencintai aku…
27/07/07
Kuawali hari kemarin dengan kebingungan atas keputusan yang telah kutentukan. Kuawali hari kemarin dengan meratapi diri yang mulai menyadari bahwa lagi-lagi aku bertemankan kesendirian. Menyadari bahwa aku akan benar-benar sendiri ketika kuambil keputusan untuk melepaskan.
Lalu kujalani hari kemarin dengan tetap tersenyum di atas penderitaan. Menjadi naïf, senaif yang biasa kulakukan.
Dan malam, tetaplah malam. Saat dimana aku menemukan diriku yang asli. Yang berselimutkan sunyi. Meratapi hari yang kulalui tanpa arti. Dan malam menjadi saksi, ketika kucoba mengisi hati, menjadikannya berarti untuk tetap terjaga esok pagi.
A: nisa tau, nisa yang ambil keputusan kemarin, tapi kenapa sampai hari ini nisa gak pernah bisa meyakinkan hati nisa tentang keputusan yang nisa ambil itu?
J: emang sulit kalo kita disuruh mengambil keputusan, apalagi disatu sisi terkadang kita merasa ragu… Tapi baik dan buruknya keputusan, itu adalah resiko yang harsu kita hadapi…
A: kalo mengambil keputusan satu paket dengan resiko memilih keputusan tersebut, menurut jlek, mana yang harus nisa pilih? Melepaskan atau bertahan?
J: melepaskan dan bertahan sebenarnya mempunyai arti yang sama, tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan bijak. Yakin atas keputusan sama artinya dengan yakin akan keberadaan diri… Jlek, jangan larut dalam masalah yang berbau keputusan karena itu bisa membuat kita salah dalam segala hal…
J: kalo emang keputusan itu bisa merubah dunia kita menjadi indah, why not? Jangan pernah bermain dengan perasaan, karena itu bukan permainan… Berlogikalah!!
A: oc, makasih ya, Jlek… jlek emang yang paling jlek sedunia…
J: nah, gitu dunks!! Itu baru nisa jlek… he..he…
Jangan pernah bingung dengan masalah perasaan karena itu hanya sandiwara kehidupan… jadikanlah diri kita layaknya sutradara…
Met bo2k ya…
09:59P 26/07/07
_jlek
Akhirnya pagi ini aku enggan menangis. Siang dan senja kujadikan waktu untuk tertawa tanpa harus berdusta.
Dan malam, tetap menjadi malam yang seperti biasanya.
Waktu dimana aku dan sunyi bercengkrama… tapi bukan untuk meringis… Bukan untuk menyesali kesendirian ini…
Ini waktunya untuk mengisi kembali jiwa dan hati, agar mampu meneruskan dan bertahan esok hari…
16/09/10
(Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Jangan mendahului nasib! Rencana, ketakutan dan mimpi-mimpi, kita tak pernah tahu apakah akan terealisasi... Kadang Allah menjawab kita dengan cara yang ajaib, makanya biarkan Allah yang mengatur... kita cukup berusaha)
Maka ketika hari ini aku menemukan sepenggal masa lalu itu, aku ingat dirimu (Dian Lesmana Putra), aku mensyukuri keputusanku melepaskan dia hingga akhirnya Allah mempertemukan kita.
Dan aku percaya namun tetap berdoa agar Allah memilihkan dirimu sebagai yang terbaik untukku...
"I believe God is managing affairs and that He doesn't need any advice from me. With God in charge, I believe everything will work out for the best in the end. So what is there to worry about." (Henry Ford)

 

Annisa Ramadona :) Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal