Biasakan Cuci Tangan!
Oleh : Liti Gusnita, SKM
Meski
kebiasaan menjaga kebersihan tangan terbukti dapat mengurangi penyebaran kuman
patogen di berbagai fasilitas kesehatan, namun masih banyak pekerja kesehatan
yang tidak menjalankan prosedur mencuci tangan selama bekerja. Penanganan
dokter maupun perawat dari satu pasien ke pasien yang lain ditambah kondisi
lingkungan di Rumah Sakit (RS) membuat tangan mereka rentan menjadi media
penularan kuman penyakit. Bahkan pada salah satu studi yang dilakukan oleh Pittet
D dan Kampf G, menunjukkan bahwa tingkat kebiasaan mencuci atau membersihkan
tangan di kalangan pekerja kesehatan di RS masih di bawah 50%.
Untuk mengendalikan penyebaran
infeksi di fasilitas-fasilitas kesehatan penting sekali bagi para dokter dan
perawat, hal ini berguna untuk meningkatkan kesadaran menjaga kebersihan
tangan. Penularan mikro organisme dapat terjadi dengan berbagai cara:
Dari tangan atau kulit pasien ke
barang yang ada di sekitar pasien, kemudian dokter dan perawat terkontaminasi
saat melakukan pemeriksaan atau perawatan rutin. Hal tersebut bisa terjadi
meski mereka menggunakan sarung tangan sekalipun. Kuman penyakit dapat bertahan
di tangan para pekerja kesehatan selama beberapa menit setelah kontaminasi
terjadi. Selanjutnya pengunjung rumah sakit terutama penjenguk pasien maka dari
itu diharapkan bagi para pengunjung untuk cuci tangan terlebih dahulu.
Membersihkan tangan yang dikenal
sebagai lima moment, yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan
asepsis, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan
setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien, merupakan prosedur paling
utama dalam mencegah kuman berkembang biak dan menyebar di rumah sakit.
Banyak alasan mengapa orang
enggan mencuci tangan setelah melakukan aktivitas, antara lain, menyebutkan
infrastuktur dan peralatan untuk mencuci tangan itu kurang dan letaknya tidak
strategis, terlalu sibuk dan merasa tangannya tidak terlalu kotor. Ada
juga yang beralasan dalam bekerja sudah menggunakan sarung tangan.
Solusi termudah untuk mencegah
penyebaran kuman memang dengan rajin mencuci tangan. Saat ini, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) dan institusi kesehatan di banyak negara mengadopsi
penggunaan cairan antiseptik sebagai standar kebersihan tangan dalam situasi
klinis (hand rub).
Gerakan itu diperteguh
berdasarkan beberapa penelitian bahwa cairan antiseptic lebih ampuh untuk
membunuh bakteri di tangan, lebih cepat membersihkan tangan, lebih praktis, dan
lebih dapat ditoleransi oleh kulit.
Tidak jauh berbeda dengan infeksi
yang menyebar di rumah sakit, infeksi di masyarakat seperti bakteri salmonella
typhii yang menyebabkan demam tifoid juga berangkat dari faktor kebersihan
tangan.
Dengan memelihara kebiasaan
mencuci dan membersihkan tangan, terutama sebelum makan dan saat menyiapkan
makanan, setelah menggunakan toilet dapat menghindar tertularnya kuman penyakit
dari luar, sekaligus mencegah penularan dari diri kita kepada orang lain.
Khusus di RSI. Siti Khadijah saat
ini Tim PPI RS, mengadakan sosialisasi senam cuci tangan terhadap karyawan dan
karyawati. Hal ini diharapkan seluruh karyawan menarik perhatian pasien untuk
ikut aktif mencuci tangan setelah melakukan aktifitas, karena mencuci tangan
datangnya dari kesadaran interpersonal. Sosialisasi senam cuci tangan ini
sendiri diperkenalkan kepada karyawan di RSI. Siti Khadijah Palembang, saat
peringatan Hari Perawat Sedunia, tanggal 12 Mei 2012 beberapa waktu lalu. *
7 LANGKAH CUCI TANGAN
- Gunakan sabun cair iseptik
- Telapak tangan dengan telapak tangan (digosok-gosok)
- Telapak kanan di atas punggung tangan kiri & telapak kiri di atas punggung tangan kanan
- Telapak tangan dengan telapak tangan dan jari saling berkaitan
- Letakan punggung jari pada telapak satunya dengan jari yang saling mengunci
- Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya
- Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan dan sebaliknya
- Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya