Event Fiksi Mini: Kimi Mencari Paman
Sudah satu minggu ini Paman tak kelihatan. Setiap hari kimi mengawasi lorong pertokoan, berharap ia akan muncul dan menyapa kimi dengan senyum ikhlasnya, senyum paman yang begitu khas.
Pengemis-pengemis yang biasa mampir sudah diinterogasi. Tak satupun yang tahu keberadaan paman. Paman lenyap begitu saja, entah kemana.
kimi mengingat-ingat pertemuannya dengan paman. Lelaki tua itu pertama ia lihat di depan toko, kedua bahunya memikul karung besar. Ia menggerak-gerakkan tangan menunjuk kearah cup bekas air mineral yang memenuhi kotak sampah di ujung pintu. Paman mengisyaratkan sesuatu, suaranya gagu.
Kimi bingung, tapi tak ingin menyinggung lelaki yang ternyata bisu itu. Ia mengangguk-anggukkan kepala seolah mengerti.
Paman kemudian mengais kotak sampah, mengambil cup-cup bekas, memasukkannya dalam karung besar yang ia bawa. Lalu paman berisyarat lagi sambil tersenyum berseri. Paman begitu bahagia hanya karena cup bekas itu saja.
Hari-hari berikutnya kimi selalu menantikan paman yang senyum ikhlasnya seolah mampu meruntuhkan beban menghadapi dunia yang membuatnya teraniaya.
“Kimi!” seorang pengemis menghampiri kimi, terengah-engah ia membawa secarik koran bekas.
“Paman tertimbun sampah di tempat pembuangan akhir, ia meninggal!” pengemis itu menunjuk foto di sebuah berita lima hari lalu.
Kimi membeku, menggigil ngilu. Teringat suara gagu paman berisyarat akan membawakan baju bekas yang baru.
(Event Dang Aji Sidik)