Kita Beku
sepi merapat
hati yang galau merakit gelisah
kita berada di persimpangan
sunyi kian pekat
jiwa yang goyah memupuk resah
kita berada di perhentian
kita hinggapdari hati ke hati
mengarungi hidup penuh mimpi
kita luruh dalam peluh
menyibak selubung gemuruh
sepanjang jalan kehidupan
kita tepis aral rintangan
mencoba mengoyak dingin
berusaha melawan angin
senyap merayap cepat
tinggalkan kita di lain titian
dengan bekunya senyuman
-7 Juni 2004-
Hampa
Hari ini
angin tak begitu sejukkan hati
mega tak mampu teduhkan diri
penat yang menguasai
aku kehabisan tenaga untuk berdiri
-8 September 2004-
Untuk Seorang Kawan (1)
aku kehilangan kepercayaan
jauh sebelum kita berjumpa
sejak manusia berlomba meraih dunia
sejak manusia berebut bahagia
benakku merekam
bagaimana mereka saling menikam!
mereka tersenyum saat tatap muka
saling menyapa saat bersua
tapi di belakang
mereka berjuang saling terjang
benakku merekam
bagaimana mereka saling menghujam!
aku kehilangan kepercayaan
jauh sebelum kita menjadi kawan
-2005-
Untuk Seorang Kawan (2)
aku ingat
kita sibuk mencari bahagia
ke mana-mana
peluh tak pernah kering basahi jiwa
yang lalu tenggelamkan kita
dalam duka
aku ingat
kita pernah terjerembab
hingga lorong-lorong hati kian lembab
oleh airmata yang tidak tak bersebab
kita teperangkap
dalam gelap
aku ingat
ketika akhirnya kita temukan sesustu
dan kuhapus peluh jiwamu
kau pun seka air mataku
kemudian kita tertawa
sambil mengemasi duka
meninggalkan ruang gelap kita
tapi kemudian kita terpisah di sana
kau tinggalkan aku dalam tanya
mungkinkah kau lupakan saat-saat
yang sampai sekarang aku masih ingat?
-2005-
Kubilang Cinta
kubilang cinta,
kau tak percaya.
kubilang rindu,
kau meragu.
kubilang sayang,
kau tetap saja bimbang.
lalu aku harus bilang apalagi
agar kau mengerti yang kurasakan ini?
-29 Juni 2008-
Aku Pinta Dia
Tuhan,
aku pinta cinta
sebesar cintaku padanya
aku pinta kata
jika cinta bahkan tak mampu wakili besarnya rasa yang kurasa
Tuhan,
aku pinta Dia
jika tidak di dunia
mungkin untuk di surga
-19 September 2008-
Aku Mengadu
aku bertanya pada Tuhan
mengapa tak henti-hentinya Dia kirimkan kau sebagai ujian?
aku bertanya pada Tuhan
mengapa kita dipertemukan setelah kita dipisahkan?
aku mengadu
pada-Nya kuceritakan betapa kau tak pedulikanku
aku mengadu
pada-Nya kuberitahu betapa aku tersiksa karenamu
tapi seperti dirimu
Tuhan juga membisu
entah, belum atau tak mau menjawabku
lalu kupinta pada-Nya
sekali saja
kupinta pada-Nya
untuk ketuk pintu hatimu
dan melihat apakah aku masih berada di situ?
-25 November 2008-
Hujan Sesaat
awan gelap berarak
menyelimuti bumi dalam kelabu
hujan tumpah
dingin menyusup
meremuk tulang-belulang
guntur menggelegar
hatiku tergetar
aku terhanyut tanpa muara
terhempas, nyaris karam dalam samudera airmata
menunggu malaikat maut menjemput
hujan menjdai-jadi
awan gelap berarak
aku terpekur dalam selimut kelam
kilat menyambar
semangatku berkobar
aku menghujani diri
meresapi dingin yang menelusuk
melihat dalam gelap
melaju, mencari muara
lamat-lamat langit membiru
hujan mulai reda
bianglala menyambut, tersenyum
sang surya merengkuh, tersenyum
aku pun tersenyum
hujan telah reda!
-24 Desember 2008-
Yang Tanpa Judul
2 Oktober 2008
tiga kali dalam seminggu ini
kudapati wajahmu dalam mimpi
aku tak tahu apa yang terjadi
mungkin rindu rayapi sanubari
diriku dan dirimu, lagi
25 Oktober 2008
kita tak pernah bicara
hanya sering mengeluh kalah
tak ada asa yang membuncah
kita hanya merasa saling dipermainkan
kurasa takkan ada lagi cerita
kita telah menyerah
6 November 2008
tiap saat kuhitung jejak yang terlewat
kuhitung hari yang kulalui, sendiri
egoku tak pernah berhenti menghalangi hati
yang sebenarnya tak sanggup lagi, sendiri
13 November 2008
21 hari kubutakan mata
kutulikan telinga
nama, suara, dan bayangmu kuanggap tak ada
sunyi dan sepi sudah jadi cerita basi
aku merasakannya 24 jam dalam sehari
24 November 2008
kau buatku benci setengah mati pada cintaku yang sepenuh hati
jika saja cintaku seperti channel TV telah lama kau kugonta-ganti
aku telah menggadaikan harga diri, sedang harga dirimu tak boleh teserempet walau seinchi
caci maki diriku bila kau tak sudi, menangis pun takkan kubagi
permisi, aku tahu diri
0 comments on "Jadul"
Post a Comment