PENDAHULUAN
Orang-orang
yang senang berpetualang baik di gunung, hutan atau di tempat-tempat lainnya
harus selalu sadar akan resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Resiko apa saja
yang mungkin muncul berkaitan erat dengan bahaya-bahaya dalam pelaksanaan
kegiatan. Secara umum sumber bahaya berasal dari diri kita sendiri (Subjective Danger) dan dari alam
lingkungan (Objective Danger).
Subjective Danger misalnya keteledoran,
persiapan yang asal-asalan, minimnya pengetahuan, dan lain-lain. Menurut
sifatnya, Subjective Danger masih bisa kita control dengan kemampuan dan
pengetahuan yang kita miliki. Objective
Danger misalnya bahaya yang timbul dari lingkungan atau alam sekitarnya.
Survival berasal dari kata Survive artinya bertahan hidup, berarti Teknik Survival adalah cara untuk
mempertahankan hidup didalam kondisi atau keadaan yang tidak menentu yang
terjadi karena suatu peristiwa yang dialami oleh seseorang atau kelompok di
suatu tempat terasing atau terisolir misalnya dilaut, hutan rimba atau
pegunungan. Jadi, untuk kelanjutan hidup orang atau kelompok itu tergantung
pada kemampuan mereka sendiri. Kemampuan bersurvival itu bergantung pada sikap
mental, pengetahuan keterampilan dan nasib para Survivor.
Aspek-aspek
yang muncul dalam kondisi Survival dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
- Psikologis : Panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan, bosan, dll.
- Fisiologis : Sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.
- Alam Lingkungan : Panas, dingin, kering, hujan, angina, flora & fauna.
Ketiga aspek itu saling berkaitan
dan mempengaruhi. Aspek Psikologis dan Fisiologis muncul dari kita sendiri,
sedangkan aspek alam lingkungan merupakan interaksi kita dengan lingkungan.
Tiga hal yang dapat digunakan
untuk mengatasi Survival yaitu :
- Semangat untuk mempertahankan hidup (harus yakin dan optimis).
- Kesiapan diri (mempunyai pengetahuan dan keterampilan kegiatan di alam bebas).
- Alat pendukung (yang dibawa kita sendiri dan yang disediakan alam).
Selain tiga
hal diatas, bisa juga berpedoman pada prinsip STOP :
S : Stop, menghentikan gerak,
istirahat dan menenangkan diri, kuasailah rasa takut dan
panik.
T : Thinking, berpikir optimis,
bahwa kita harus mampu.
O : Observe, amati sekitarmu apa
saja yang bisa jadi penunjang Survival.
P : Planing, rencanakan kegiatan
selanjutnya.
Sikap mental Survival dalam buku Komando Para :
S : Sadari situasi dan kondisimu.
U : Untung malang bergantung pada ketenanganmu.
R : Rasa takut dan panic harus
kau kuasai.
V : Vaccum, isilah dengan
tindakan.
I : Ingat dan berpikirlah.
V : Viva (hidup), hargailah dia.
A : Adat istiadat dihormati.
L : Latih dirimu dan belajarlah.
Pendukung utama teknik Survival :
§
Mampu menguasai perasaan takut, panik, jemu,
rasa haus dan lapar.
§
Mampu menggunakan peralatan peta, kompas, tali,
ponco dll.
§
Mampu mengetahui tanda-tanda alam.
§
Obat-obatan.
Teknik Survival meliputi :
a.
Bivak
b.
Air
c.
Makanan
d.
Api
e.
Membuat tanda SOS
a. Bivak
Bivak
adalah tempat istirahat / berlindung yang sifatnya darurat. Adapun bahan yang
digunakan adalah :
·
Alam : pohon tumbang, dedaunan, goa, dll
·
Alat yang kita bawa : ponco, terpal, plastic,
tali temali dll.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat Bivak :
Hindari tempat lembab, becek dan basah.
Jangan dijalur lintasan air dan binatang buas.
Jangan dibawah pohon lapuk atau goa yang mudah
longsor.
Jangan dipinggir jurang atau daerah terbuka yang
berangin keras.
Usahakan mendekati sumber air.
b. Air
Air
merupakan prioritas dalam Survival, jika kekurangan air kita akan mengalami
Dehidrasi. Manusia mampu hidup dengan air kurang selama tiga minggu dan mampu
hidup tanpa air selama tiga atau empat hari.
Klasifikasi air dalam kondisi
Survival yaitu :
-
Air yang dapat langsung diminum adalah air yang tidak
berwarna dan tidak berbau.
-
Air yang harus dimurnikan ialah air yang tergenang, di
sungai, di pasir, dan di cerukan cadas.
Cara mendapatkan air :
- Di tanaman : pohon randu, rebung, pelepah enau dan nipah, rotan dan pohon pisang.
- Di tanah batu : Areal tanah kapur dengan cara menggali, di tanah granit gali tanah yang paling lembab dan ditumbuhi rumput/lumut yang paling tebal, di tanah gembur, di daerah lembah.
- Di daerah aliran sungai pegunuungan dengan cara menggali lubang dibawah batu-batuan.
- Di pesisir pantai, galilah ± 5 meter dari batas pasang surut.
- Di tanah tandus : melihat arah burung terbang dan hinggap, mencari tumbuh-tumbuhan tertentu yang bisa menunjukkan adanya sumber air, mencari jejak binatang mengkais sebagai indicator kandungan air. Jalan terakhir dengan mengumpulkan embun.
- Di pegunungan : menggali aliran sungai gunung, memeras lumut, air di cerukan batu cadas, tumbuhan basah lainnya.
c. Makanan
Sumber
makanan dari hewani dan nabati. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Sumber makanan nabati :
©
Bila kita sudah mengenalnya/petunjuk penduduk
setempat.
©
Di sekitar tumbuhan terlihat jejak, kaisan, dan
gigitan hewan.
©
Cicip sedikit atau oleskan sedikit getahnya di
tangan, kalau gatal, panas atau pahit hindarilah.
Cirri-ciri umum tumbuhan yang
dapat dimakan yaitu :
- Bagian tumbuhan yang masih muda, pucuk dan tunas.
- Tidak mengandung getah.
- Tidak berbau busuk dan berbulu.
- Bisa dimakan oleh hewan mamalia atau hewan lainnya.
Contoh tumbuhan yang dapat
dimakan :
- Umbi di dalam tanah : jenis talas, kentang, bengkoang, paku tanah, akar ilalang.
- Bagian batangnya : umbut muda pisang rebung, empulur batang sagu, pakis.
- Bagian buahnya : Arbei hutan, ceri, ketapang salam, durian hutan, mengkudu, duku hutan, ciplukan, tangkil.
- Bagian daunnya : daun rasamala, daun mengkudu, daun pakis lumut.
- Jamurnya : umumnya berwarna putih kekuning-kuniingan dengan sedikit berbulu seperti semanggi misalnya jamur kuping, jamur bulan, jamur merang.
Ciri-ciri umum jamur beracun
yaitu :
- Umumnya berwarna merah darah, hitam legam, biru dan coklat tua.
- Mengeluarkan bau busuk (H2S) atau amoniak.
- Mempunyai cincin atau cawan, kecuali merang dan kompos.
- Kalau dikerat dengan pisau perak akan menimbulkan warna hitam atau biru.
- Cepat berubah warna kalau dimasak atau dipanaskan.
Sumber makanan hewani :
Hampir
semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya seperti kadal, kura-kura,
larva dan madu lebah, cacing, siput, ular, tupai, tikus gunung.
d. Api
Api
digunakan untuk memasak makanan san minuman. Untuk mendapatkan api dari korek
api, menggesekkan kayu, batu, kaca pembesar.
e. Membuat tanda SOS
Dengan
cara asap, peluit atau jeritan, kaca, goresan/patahan pada pohon yang mudah
terlihat, dengan kain atau bendera.
Manusia
hanya bisa berusaha, namun Tuhan jua yang menentukan
(MATERI DIKSAR PPA. WAHANA WIRABHUMI)
0 comments on "TEKNIK SURVIVAL"
Post a Comment